BOOKING TIKET PESAWAT

Cari muka

Cari muka. Info sangat penting tentang Cari muka. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Cari muka

Saya yakin banyak adegan yang sama atau mirip seperti itu yang menjadi komoditas tayangan chanel tv yang lain. Seolah orang banyak sudah punya bayangan yang sama, usaha untuk bisa duduk sebagai wakil rakyat pasti hanya untuk satu tujuan, korupsi. Dan kita tanpa sadar sudah mengamini itu sebagai suatu kondisi yang wajar. Saat orang masuk dan menjadi bagian dari kekuasaan, minimal sudah menjadi golongan elite tertentu di negeri ini, adalah wajar jika kita jadi salah menggunakan kekuasaan atau pengaruh yang kita pegang. Bagaimana pun kita ini cuma manusia biasa. Dalam sebuah obrolan, seorang teman berkata, "Kita ndak bisa menyalahkan mereka (maksudnya para pelaku serangan fajar atau sejenisnya itu). Suara kita sudah dibeli, kita sudah terima uangnya. Jadi, ndak salah kalau mereka ndak menepati janji waktu kampanye. Mereka beli suara, bukan jual janji". Kami hanya bisa tertawa getir mendengar logika pahit seperti itu. Hanya bisa berdoa, mudah-mudahan yang seperti itu ndak jadi keterusan. Ndak milih, salah. Tetap ikut milih, jadi khawatir suara yang diberikan jatuh ke tangan orang yang ndak bertanggung jawab. Tapi bagaimana pun saya tetap ikut memilih, sambil melafazkan doa seperti yang diucapkan oleh ibu yang diwawancarai reporter tv tadi, "Kita serahkan saja pada Tuhan, biar Tuhan yang membalas perbuatan mereka". Baik saat mereka masih di dunia maupun setelah berada di akhirat. "Mudah-mudahan caleg yang baik, jujur, lurus hati, beriman, dan penuh pengabdian pada rakyat, jumlahnya lebih banyak lagi". Rasanya menarik juga punya teman-teman kerja yang usianya jauh diatas kita. Mereka biasanya sudah punya banyak pengalaman pada bidang pekerjaan yang memang sudah bertahun-tahun bahkan sudah puluhan tahun digelutinya. Sudah tau dari A sampai Z pada bidangnya. Bisa jadi tempat bertanya yang sangat tepat, tentang pekerjaan atau tentang persoalan hidup. Tapi ndak jarang, mereka mulai punya tingkah yang aneh-aneh. Mungkin karena udah berusia lanjut, sudah berumur kepala lima. Ini yang sering bikin saya jadi kaget plus bingung. Contohnya kejadian kemarin. Saya dan teman-teman kerja, beberapa diantaranya sudah berusia diatas 50 tahun, mendapat pembagian jam meja. Jam itu bisa diambil melalui petugas yang ngurusin pembagian itu. Biasanya sih didrop di unit kerja masing-masing. Tapi kemarin itu caranya sudah lain. Ya udah, ndak apa, yang penting gratis. Kami rame-rame naik mobil milik seorang awak kapal kami. Sampai disana, sudah banyak teman kerja dari bagian lain yang sudah ngantri. Saya menyempatkan diri ber"hai-hai" dan ngobrol dengan beberapa orang yang masih berdiri di luar baris antrian. Begitu antrian sudah berkurang, saya pun ikut masuk ke barisan itu. Selesai ambil jatah pembagian, saya segera menuju ke tempat parkir. Wah…, ternyata sudah ada beberapa orang teman kerja menunggu di dalam mobil lengkap dengan kotak berisi jam meja masing-masing. Kalah cepat nih saya. Padahal mereka berumur jauh diatas saya. Heran, koq mereka bisa lebih cepat dari saya ya? "Koq bisa duluan, pak?", tanya saya pada mereka. Sebab meskipun sudah sampai didepan petugas, tadi saya harus memeriksa nama saya diantara ratusan baris nama pekerja pada daftar tanda terima. Ada beberapa lembar daftar seperti itu. Begitu ketemu nama saya, baru deh saya tanda-tangani. "Tadi aku lupa bawa kacamata. Ndak jelas ngelihat tulisan namaku yang mana. Dari pada susah-susah, aku tanda-tangani aja yang keliatan masih kosong. Petugasnya belum tentu tau namaku", jawab seorang bapak lalu tertawa ngakak. Saya sempat kaget mendengar penjelasan itu. Tapi tak urung saya pun ikut tertawa geli. Dalam perjalanan kembali ke kantor, saya masih berfikir. Bagaimana ya nasib orang-orang yang kolom tanda-tangannya sudah di-sign oleh teman-teman kerja saya tadi.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger